Profile Muallaf Stefanus Kurnia
- 22-02-2024
- Stefanus Kurnia
Assalamualaikum wr wb, Saya Stefanus Kurnia, ingin berbagi cerita tentang proses menjadi seorang mualaf yang mendapatkan hidayah hingga memutuskan bersyahadat dalam Islam. Berawal ketika saya menginjak semester 7 di salah satu perguruan tinggi di kota Surakarta. Pada saat itu saya mulai terjerumus hal hal yang negatif (saya tidak bisa menyebutkan apa itu karena menyangkut aib), hingga suatu hari selepas nongkrong dengan teman-teman kampus tepatnya menginjak waktu subuh, entah kenapa saya merasa tenang ketika mendengar lagu religi dari Nissa Sabyan yang di putar melalui toa masjid. Setiap hari saya merasa ada ketenangan tersendiri ketika mendengar lantunan lagu tersebut.
Kala beribadah di gereja sambil membaca kertas doa liturgi misa yang saya pegang, ada pergolakan dalam hati “diawal pakai kata Allah bapa tapi berakhir dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus?”. Berulang saya mengeja rangkaian kata, bukan pencerahan dan keyakinan didapat tetapi kebimbangan tanpa bisa tanya kenapa kepada pendeta/pastur saya.
Disisi lain, sewaktu ritual doa di goa Maria, saya bertanya kepada diri saya sendiri “apakah Bunda Maria itu tuhan?” Jika bukan dan hanya sebatas bunda yang suci atau orang suci, kenapa setiap ada permohonan selalu diberi saran doa Novena. Doa ini di anggap sebagai doa yang tak pernah gagal untuk mengabulkan permintaan dan tujuan khususnya untuk menghormati keperawanan dan kemurnian dari bunda maria.
Tidak sampai disitu saja, saya bertanya lagi dalam hati. Apakah Allah itu tuli atau tidak tahu kalau umatnya kesusahan sehingga harus memakai perantara Yesus dan Maria agar doa itu sampai? Disini saya mulai meragukan eksistensi Tuhan, saya berfikir apakah Tuhan itu ada? Apakah Tuhan itu nyata? Disisi lain saya belum mengenal Islam dan waktu itu pemikiran saya lebih ke arah atheis yaitu tidak mengenal Tuhan. Efek dari pergolakan ini, saya mulai malas dan jarang ibadah ke gereja lagi. Pergeseran aktifitas rutin mulai memasuki lingkungan hitam dan semakin nakal diluar batas. Saya jalani kehidupan yang bebas merdeka tanpa takut akan adanya Tuhan. Hingga mempertanyakan lagi soal eksistensi Tuhan.
Dari sebuah kontrakan persis disamping masjid, suatu ketika pandangan dan pendengaran saya terarah pada ritual orang sholat. Bertanya dalam hati “orang berdoa kenapa harus nungging kayak gak ada cara yang lain buat berdoa saja”. Semakin saya lihat orang sholat, semakin penasaran bagaimana Islam itu menganggap Tuhan itu ada. Saya mulai berganti kegiatan yang tadinya sering nongkrong tidak jelas, sekarang mulai mencari tahu siapa itu Tuhan dan bagaimana cara Tuhan bekerja. Saya mulai mencari jawaban di beberapa ceramah pendeta/pastur terlebih dahulu dan bagaimana bunda Maria bagaimana bisa di sembah walau alasan umat dan pemimpin agama waktu itu mengelak dengan mengatakan hanya menghormati bukan menyembah. Tentang konsep ketuhanan Trinitas juga ada pergolakan batin kenapa Yesus bisa menjadi Tuhan? Jawaban yang saya temukan hanya sebatas Yesus itu ya Allah ya Manusia, ketika disalib Yesus itu menunjukan sifat ke manusiaanya dan ketika membuat mujizat berarti menunjukan sifat ke Allahanya karna Yesus itu citra Allah itu sendiri dan berujung pada kalimat Yesus dan konsep trinitas itu di Imani, jika tidak beriman maka tidak akan tahu. Disini saya berfikir “kalo ruwet begini gimana mau mengimani? Apa iya Allah bisa menjelma sebagai manusia?” kalau memang begitu bukanya malah keesaannya memakai konsep yang hampir mirip dengan cerita hindu Krisna dimana perwujudan dari dewa Wisnu? brarti menjiplak kisah dong?.
Tidak sampai disitu, saya melanjutkan pencarian Tuhan sekarang melalui agama Islam, bagaimana Islam menganggap Tuhan itu ada dan bagaimana cara Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa umatnya. Begitu terkejutnya saya ketika mengetahui jawaban dari salah satu seorang ustad ternama di Indonesia, beliau mengatakan Allah itu Maha segalanya Maha melihat Maha mendengar jadi apapun yang kita katakan mau dalam hati mau secara langsung Allah tahu itu walau tanpa perantara karena sesungguhnya Allah Maha melihat dan mengetahui dan untuk mengabulkan doa umatnya. Dalam Islam ada dua cara yang Allah lakukan yang pertama istidraj dimana Allah mengabulkan semua keinginan umatnya yang tidak pernah beribadah dengan maksud di senangkan di dunia akan tetapi di siksa di akherat, lalu cara Allah yang kedua dengan menguji banyak rintangan dan cobaan terhadap umatnya yang taat sampai benar benar Allah mengabulkanya di saat yang tepat, seperti halnya ketika kita mau mendapat nilai bagus pada saat ujian ya memang harus susah dulu seperti belajar sampai larut malam ditambah menghadapi soal ujian yang sulit.
Saya berkesimpulan Tuhan dalam Islam Maha Adil karena Allah disini tidak tuli dan Maha Mendengar jadi tidak perlu pakai perantara. Dan jawaban berikutnya dari pertanyaan saya mengenai mengapa cara ibadah orang Islam sujud di tanah? Karena jelas itu perintah langsung dari Allah melalui kitab suci al-Qur’an dan mempunyai makna bahwa kita sebagai manusia bukanlah apa apa dibandingkan Allah yang maha segalanya sekaligus sebagai wujud untuk memohon kepada sang pencipta untuk di ampuni segala dosa dan untuk meminta kepada Allah apapun yang kita inginkan.
Sesudah menemukan jawaban siapa Tuhan itu dalam kedua agama ini , saya tidak langsung beriman ke agama Islam begitu saja, karena bagi saya masih banyak kejanggalan dalam Islam yang perlu saya cari jawabanya seperti saya ingin tahu kenapa Islam itu kejam seperti wanita harus berhijab dan tidak boleh pacaran, kenapa hukum Islam itu kejam seperti pancung dan potong tangan serta kenapa Nabi yang dibilang suci kok perang?. Saya mulai mencari satu persatu jawaban tersebut dan singkat cerita terjawab melalui ceramah ustad dan ulama tersohor dan berkompeten di salah satu chanel youtube. Alasanya cukup membuat saya puas karena memang Islam melarang wanita memakai pakaian terbuka karena mengundang hawa nafsu. Lalu alasan soal hukum pancung tetap berlaku karena itu adalah sebaik baiknya hukum, jika kita memakai logika ketika kerabat kita di buhuh atau diperkosa secara otomatis pasti rasa ingin membunuh pelaku sangat besar, maka dari itu Islam membuat hukum pancung untuk pembunuh dan potong tangan untuk pencuri, selain untuk memberikan efek jera dan peringatan untuk manusia lainya, lalu saya menyimpulkan bahwasanya hukuman pancung saya rasa cukup adil untuk melegakan atau membuat perasaan keluarga korban merasa puas seperti halnya dendam yang manusia sering katakan yaitu nyawa di balas nyawa.
Akan tetapi dalam hukum syariat tersebut jika pihak keluarga korban memaafkan pelaku maka pelaku bisa bebas dari hukuman mati. dari penjelasan tersebut saya merasa seperti “ini agama unik banget dan keren” karena begitu adil, saya menyimpulkan bahwa jika manusia memaafkan sesama manusia lain saja bisa berdampak besar seperti di batalkanya eksekusi mati, apalagi Allah yang maha pengampun kala kita berbuat dosa besar lalu kita sungguh sungguh bertaubat dan meminta ampun InsyaAllah saya yakin Allah akan mengampuni seperti halnya keluarga korban yang mengampuni tersangka yang akan di eksekusi mati. Kemudian pertanyaan saya untuk mengapa Nabi itu berperang? jawabanya sederhana karena keluarga dan para sahabat serta umat Nabi Muhhamad pada saat itu sudah sangat didzolimi dan bahkan ada yang sampai di bunuh, maka Allah sendiri yang memerintahkan untuk berjihad akan tetapi dengan syarat tidak boleh melukai perempuan dan anak anak serta tidak boleh merusak tanaman tumbuhan dan tidak boleh memaksa masuk Islam, seumur hidup baru kali ini saya mendengar Allah sekeren itu menyuruh berperang dengan alasan yang jelas tapi punya atura, adab dan tidak boleh membunuh lawan jika lawan sudah menyerah. Terlihat Allah disini mengajarkan jiwa sportifitas yang tinggi, akhirnya saya paham Nabi berperang karena perintah Allah dan bukan akan kehendaknya sendiri. Secara logika pun ketika tempat tinggal kita di usik dan kita di dzolimi saya yakin kita sebagai manusia biasa pasti akan marah dan tak segan baku hantam bahkan sampai melukai orang yang mengusik kita, tetapi berbeda dengan Rasullulah, beliau sabar walau di caci maki dan berusaha di bunuh bahkan pengikutnya dan kerabatnya pun ada yang di bunuh beliau tidak pernah mau membalas, akan tetapi karena Allah sudah murka maka Allah memerintahkan untuk berperang melawan kedzoliman dengan aturan dan adab berperang sesuai yang Allah ajarkan. Dari jawaban yang saya temukan maka kesimpulan yang saya buat, saya semakin yakin Islam bukanlah agama teroris dan bukan agama yang jahat.
Bahkan penjelasan soal alam akherat dimana semuanya akan dapat siksa kubur dan neraka jahanam jika semasa hidupnya jahat atau melanggar perintah Allah. Walaupun agamanya Islampun akan tetap mendapat hukuman. Berbeda dengan agama Katholik yang saya imani dulu dimana sebelum jenazah di kebumikan/kremasi selalu saya dengar pastur mengatakan bahwa misal yang meninggal bernama Paijo maka pastur akan berkata “ sekarang bapak Paijo sudah tenang disisi Allah bapa yang maha kuasa dan damai disurga”, bahkan dalam Agama Katholik ada yang namanya pengakuan dosa setiap sebelum paskah maupun sebelum natal. setelah mengaku dosa di hadapan pastur, diberilah sanksi atau penitensi berupa disuruh membaca beberapa doa dengn jumlah yang ditentukan oleh pastur itu sendiri dan yaaa seketika tobat selesai maka bersih Kembali.
Dari sekian banyak perbedaan yang bagi saya di agama Katholik terlalu enak nyaman bahkan dosa pun ditebus dengan darah Yesus, jika di bandingkan dengan Agama Islam dimana dosa di tanggung masing masing dan semua muslim surganya belum jelas karena proses ke surga itu berat karna harus banyak bekal amal ibadah dan amal sholeh. tidak seperti di Katholik dimana meninggal langsung duduk di sebelah kanan Allah bapa dan cukup hanya dengan beriman terhadap Yesus Kristus. Singkat cerita tepatnya tiga tahun sesudah itu dan setelah lamanya saya belajar Islam lebih detail sejak tahun 2017 akhir sampai 2021, tepat di bulan Agustus 2021 maka saya memutuskan untuk memantspkan hati memeluk agama Islam sebagai satu satunya agama yang menurut saya masuk dalam logika saya. Banyak hal yang terjadi di awal saya mualaf seperti di jauhi keluarga yang Nasrani, lalu ujian berupa ekonomi. dan saya harus kehilangan pacar saya dimana waktu itu saya meninggalkan dia karena Allah. Hanya ada dua pilihan yang cukup berat bagi saya dimana pilih makhluk atau Allah. Dan dengan ikhlas hati dua hari sebelum saya bersyahadat saya menemui mantan pacar saya yang dimana dulu masih berstatus berpacaran, saya ngomong bahwa “ini keputusan yang berat bahwa kita harus berpisah dan menjalani hidup masing masing sesuai keyakinan kita dan maaf aku memilih Allah, dan jika Allah memang menjodohkan kita semoga kamu segera mendapat hidayah, jangan pindah Islam hanya karena aku, aku hanya sebatas makhluk, cintai Allah dulu baru makhluk ciptaanya, tetapi jika memang hidayah gak sampai ke kamu ya sudah kita harus sama sama mengikhlaskan”.
Perasaan saya sampai detik ini memeluk agama Islam sangat tenang, tapi bukan dengan tanpa cobaan. banyak sekali cobaan dan rintangan dimana beberapa kali iman saya di uji untuk Kembali ke agama sebelumnya, Alhamdullilah tidak ada perasaan ingin murtad sedikitpun, dulu setiap kali saya mendapat ujian dari segi ekonomi selalu mengeluh, gelisah dan selalu menyalahkan Tuhan itu pelit. Tetapi semenjak saya ikhlas dan ridho dalam Islam, Alhamdullilah tidak pernah terlintas dipikiran saya untuk mengeluh atau gelisah karena saya ingat Allah sudah menjamin rejeki umatnya tinggal kita sebagai manusia mau ikhtiar mencari atau tidak. Bahkan saya pernah dengar dari salah seorang ustad, cicak saja cuma modal merayap di tembok bisa makan karena memang sudah di atur rejekinya oleh Allah SWT.
Sebagai penutup kisah mualaf ini saya memohon agar Allah memantapkan hati ini pada jalan yang dimauinya yakni Islam.
Wassalamualaikum wr wb.