Seperti pada jaman Rosulullah, masjid menjadi sentra pergerakan umat. Tidak saja sebagai tempat kegiatan secara vertical peribadatan hamba kepada Allah SWT pencipta semesta alam, tetapi juga pada ranah horizontal.  Masjid perlu dikelola dengan baik, bukan sebatas pada upaya memakmurkannya saja, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan umat.

Pada era sekarang, sudah seharusnya dikembangkan pemahaman kembali bahwa masjid mampu menjadi pusat untuk memakmurkan umat Islam, terutama jama’ah di lingkungan masjid. Kehadiran masjid di lingkungan jama’ah tidak hanya sebagai tempat ibadah shalat saja, tetapi dari zakat, infak, dan sedekah yang terkumpul dari para jamaah dapat dikelola dan didistribusikan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sehingga masjid dapat bertransformasi sebagai tempat ritual ibadah sekaligus berperan sebagai sentral aktivitas serta memberikan kenyamanan, ketenangan, dan kebahagiaan bagi para jamaahnya. 

Surah At Taubah : 18 yang maknanya : Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunju

Semangat menjadikan masjid mempunyai fungsi tambah pada fungsi ekonomi, tentu tidak berjalan mulus  akan semakin banyak rintangan dan tantangan yang akan dihadapi, tentang bagaimana peran jamaah itu sendiri. Hal ini sangat penting karena masjid dan jamaah didalamnya mempunyai sinergi yang kuat dalam mewujudkan visi syiar Islam melalui berbagai aspek pengembangan, yang salah satunya adalah melalui program pemberdayaan berbasis masjid. 

Menurut Try Raharjo di Kompasiana.com dengan judul "Peran Masjid dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat" berpendapat bahwa :

1. Masjid tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat ibadah namun sebagai pusat kegiatan umat Islam maka hendaknya juga melaksanakan upaya pemberdayaan ekonomi dengan tujuan mencapai kesejahteraan umat, melalui metode dakwah bilhal.

2. Dalam mewujudkan kesejahteraan umat, dakwah bilhal harus didukung juga oleh metode dakwah lainnya, melibatkan seluruh pengurus masjid. Sehingga dengan melalui kerjasama yang baik maka masjid dapat berfungsi secara optimal dalam meningkatkan kesejahteraan umat, dan membantu upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan ekonomi.

3. Dukungan, motivasi dan bimbingan usaha hendaknya diberikan kepada jamaah agar dapat menjadi mandiri secara ekonomi, dan bermanfaat bagi lingkungannya.

4. Ukhuwah atau rasa persaudaraan diantara umat harus senantiasa dijaga dan ditingkatkan kualitasnya, agar umat selalu memiliki kepekaan dan solidaritas yang tinggi kepada sesama warga negara, untuk membantu orang lain yang belum berhasil. 

Seiring dengan perkembangan waktu kegiatan di Masjid Al Huda semakin hari semakin banyak menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat sekitar. Kegiatan kegiatan tersebut tentu perlu dukungan dana yang tidak sedikit dari para Jamaah. Menyadari hal tersebut maka pada raker 2022 di Batu diputuskan membentuk seksi baru yaitu Seksi Usaha. Diharapkan lewat seksi ini ada dua peran yaitu pertama bagaimana masjid bisa mandiri  mendanai kegiatan sendiri, yang kedua ikut mendorong jiwa wirausaha dan meningkatkan ketrampilan untuk meningkatkan perekonomian kelaurga.  Dengan adanya peningkatan pendapatan perekonomian keluarga diharapkan zakat infaq ke Masjid juga meningkat yang pada akhirnya akan disalurkan kejamaah yang lain yang membutuhkan.

Upaya memanfaatkan potensi di Masjid Al Huda seperti tempat yang indah asri, cukup tenang tempat parkir yang luas dan beberapa ruangan yang bagus telah dimulai dengan kegiatan Kerjasama cek Kesehatan, pelatihan beckam, penitipan anak (taraf penjajagan Kerjasama), mendorong Qriya Al Quran lebih maju lagi, pelaksanaan umroh Bersama, serta mendukung pelatihan ketrampilan wirausaha. 

Seksi Dakwah telah memulai kegiatan, semoga harapan Masjid Al Huda yang mandiri dan menuju kesejahteraan umat segera terwujud. Aamiin.