Gara-Gara Wudhu dan Sujud Ada di Bible, Simon Marthinus Masuk Islam
- 22-01-2025
- Handito Sumirat
Syiar Al-Huda - Hidayah Islam menerangi Simon Marthinus (37) lewat perjalanan panjang. Dia berasal dari keluarga Katolik. Lahir di Tuban, 6 Maret 1987. Sejak kecil dia sudah rajin ke gereja dan suka membaca Bible.
Lulus SMA dia diterima bekerja sebagai kondektur kereta api di PT KAI di Surabaya.
Sewaktu kecil dia bermain dengan teman-temannya yang muslim di kampung. Dia mengenal Islam sebatas shalat dan puasa Ramadhan seperti yang dikerjakan teman-temannya.
Ketika bapaknya meninggal dunia, ibunya menikah dengan pria muslim. ”Bapak sambung saya muslim. Dia mengajak saya puasa dan mengenalkan Islam tapi saya belum yakin karena saya belum tahu semua tentang Islam,” ucap Simon.
”Saya tidak mau memeluk Islam karena yang namanya keyakinan harus benar-benar tahu,” sambung dia.
Dia mengatakan, awalnya hanya tahu Islam agama yang mengajarkan puasa. ”Dari ajaran puasa itu saya sedikit percaya bahwa ajaran ini benar,” tuturnya.
Dia bercerita, bapak sambungnya yang kini sudah meninggal dunia dulu mengajaknya masuk Islam tapi belum bisa menjelaskan secara detail.
Simon juga masih ragu-ragu karena ibu dan keluarganya meminta dia tetap ke gereja. ”Bapak saya tidak memaksakan kehendak mengajarkan saya tentang Islam,” katanya.
Namun adik perempuannya sudah muslim dari kecil tapi dia jarang ngobrol tentang agama dengannya. ”Ibu awalnya tidak mempermasalahkan tapi setelah bapak meninggal ibu ingin saya tetap beragama Kristen,” ujarnya.
Dia tertarik dengan Islam justru ketika membaca Bible ternyata banyak ayat-ayat yang diamalkan umat Islam. Seperti wudhu, sujud, dan puasa. Ayat Bible itu malah tidak dilakukan umat Kristen.
Misalnya, dalam Keluaran 40: 32. ”Mereka membasuh dirinya setiap kali mereka memasuki Kemah Pertemuan. Mereka juga membasuh diri setiap kali mereka mendekati mezbah. Mereka melakukan itu seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa."
Kemudian Matius 26:39. "Ia menjauh sedikit dari mereka lalu sujud dan berdoa..."
Dan juga Lukas 18:12. "Aku berpuasa dua kali seminggu. Aku memberikan persepuluhan dari seluruh penghasilanku."
Hatinya lama-lama bergejolak ketika membandingkan ajaran Kristen dan Islam. Secara logika dan hati nurani dia bisa menerima ajaran Nabi Muhammad tentang shalat lima waktu adalah kewajiban hamba terhadap Tuhannya.
”Saya membaca surat Al-Fatihah sungguh luar biasa maknanya meskipun saya belum tahu sejarahnya,” tuturnya.
Simon mulai membaca terjemah surat-surat Al-Quran. Juga membaca sejarah turunnya Al-Quran (Asbabun-nuzul).
”Membaca sejarah turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, saya yakin bahwa Al-Quran murni dari Allah,” tandasnya.
Kemudian dia juga mulai membaca sejarah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Mempelajari sejarah Al-Quran dan Nabi Muhammad semakin tertarik karena isinya sangat luar biasa.
Dari situ dia paham ternyata ayat-ayat Al-Quran terjaga selama XV abad. Mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad hingga sekarang tak ada perubahan. Tetap asli bunyinya seperti awal diterima Nabi. Inilah keunggulan Al-Quran yang berbahasa Arab dibandingkan kitab suci lainnya.
Begitu juga shalat. Cara menyembah Tuhan itu tetap sama seperti diajarkan Nabi Muhammad hingga sekarang. Semua umat muslim sedunia melakukan cara shalat yang sama.
Setelah itu dia yakin Islam sebagai agama yang benar. Lantas dia mengucapkan dua kalimat syahadat pada 24 Maret 2020 di Masjid Al-Huda Sambikerep Surabaya.
”Waktu berniat masuk Islam saya tanya ke teman kerja bagaimana caranya. Lalu teman itu mengajak saya Masjid Al-Huda bertemu Bapak Faristya. Di masjid itu saya bersyahadat,” ceritanya.
Dia sangat senang karena sudah menemukan kepercayaan yang selama delapan tahun dipelajari.
Namun dia menuturkan, respon dari keluarga ibunya banyak yang tidak menerima. Sebaliknya keluarga bapak sambung sangat mendukung. Teman-teman dekat yang mayoritas muslim juga memberi dukungan sambil mengenalkan ajaran Islam lebih mendalam.
Simon berharap ibunya kelak juga bisa menerima Islam sehingga keluarganya bisa melaksanakan ibadah bersama.
Setelah muslim, dia berusaha sekuatnya melaksanakan kewajiban ibadah seperti shalat dan berpuasa.
”Alhamdulillah, setelah muslim Allah pertemukan jodoh saya kemudian kami menikah walaupun ibu kandung saya tidak merestui,” katanya.
Untuk memperdalam agama Islam dia sering mendengarkan ceramah para ustadz yang menjelaskan hadis dan Al-Quran di YouTube, meluangkan waktu membaca Al-Quran dan terjemahnya, dan mempelajari tata cara shalat yang diajarkan Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Dia berusaha bisa membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah sesuai ajaran Islam.