Anak Aset Berharga Investasi Dunia & Akhirat
- 22-11-2023
- Admin
Anak sholeh dan sholehah adalah dambaan setiap orang tua. Bila kita telah menikah dan membentuk sebuah rumah tangga tentunya kita mengharap untuk dikaruniai anak-anak yang baik, sholeh dan sholehah, yang bukan saja membahagiakan orang tuanya di dunia, namun juga bisa menyelamatkan orang tuanya di akhirat kelak.
Sebagaimana dengan fitrah, seorang anak dilahirkan dalam keadaan suci
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya “ Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda bahwa masing-masing anak dilahirkan menurut fitrahnya, maka tanggungjawab terletak pada ayahnya apakah dia Yahudi, Nasrani atau Majuyi” (H.R. Bukhari)
Segala perawatan, pertumbuhan dan Pendidikan anak, tanggungjawabnya terletak pada ayah dan ibunya. Oleh sebab itu anak sering diidentikkan dengan Amanah, Al-Qur’an menggambarkan anak itu sebagai cobaan.
Firman Allah SWT : ( Q.S. At-Taghaabun : 15)
Artinya “ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan”
Cobaan tersebut terutama berupa Amanah yang berisi tanggung jawab kedua orang tua untuk merawat, mengasuh dan mendidik anak-anak mereka sebagai generasi penerus agar mereka menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah SWT
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya “ Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajari baca, tulis, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberikan rizki kecuali yang halal” (H.R. Al Hakim)
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya “Kewajiban orang tua kepada anaknya ialah memberinya nama yang baik dan mendidik sopan santun” (H.R. Baihaqi)
Anak bisa menjadi investasi paling menguntungkan di dunia dan akhirat. Namun iapun bisa menjadi musibah bagi orang tuanya bila kedua orang tuanya tak mampu melaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Pengasuhan dan Pendidikan kedua hal ini menjadi kewajiban mendasar yang tersemat dipundak orang tua.
Pendidikan yang baik akan mengantarkan anak menjadi seorang anak yang sholeh/ sholehah sebagaimana yang diharapkan oleh orang tuanya. Pendidikan ini haruslah dilakukan sedini mungkin. Anak-anak ibarat selembar kertas putih tanpa noda. Akan dituliskan apa di atasnya terserah kepada orang tuanya. Usia anak-anak menjadi usia yang tepat dalam menumbuhkan karakter taat dalam dirinya. Di usia ini pula kesempatan bagi orang tua untuk menanamkan pondasi-pondasi yang kokoh dan nilai-nilai yang baik pada jiwa dan akhlak anak, terutama nilai-nilai agama. Karena jiwanya yang belum ternoda dengan keburukan apapun.
Anak adalah anugerah Allah SWT yang tentunya sangat berharga bagi orang tuanya. Anak juga merupakan Amanah yang dipercayakan Allah SWT kepada orang tuanya harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Jangan sampai kita abaikan jangan sampai kita sia-siakan Amanah itu, sehingga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang akan meninggalkan anak cucu (generasi) sesudah kita dalam keadaan lemah. Hal mana telah dilarang oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT : (Q.S. An-Nisa : 9)
Artinya “ Dan hendaklah takut kepada Allah SWT orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan anak keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”
Sebagai orangtua yang bijaksana, pasti mampu memperhatikan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam merealisasikan obsesinya untuk mewujudkan keinginan anak sholeh dan sholehah sebagai INVESTASI dunia dan akhirat tersebut.
Dibawah ini akan saya ketengahkan beberapa Langkah untuk membantu mewujudkan obsesi tersebut yaitu :
-
Persepsi orang tua untuk mempunyai anak yang sholeh/sholehah tersebut harus benar-benar sesuai dengan ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Muhammad SAW
Sabda Rasulullah SAW
Artinya “Jika telah meninggal dunia anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali 3 (tiga) hal yaitu : Sadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh yang selalu mendoakannya” (H.R. Muslim)
Anak harus diberi contoh tauladan yang baik oleh kedua orang tuanya agar mempunyai budi pekerti yang baik.
Sabda Rasulullah SAW
Artinya” Tiada pemberian seorang ayah terhadap anaknya yang lebih utama dari Pendidikan adalah budi pekerti yang utama” ( H.R. Tarmidzi)
Anak hendaknya diberi Pendidikan agama yang cukup memadai agar kelak menjadi insan yang bertaqwa.
Sabda Rasulullah SAW
Artinya “ Apabila Allah menghendaki sesuatu keluarga mendapat kebaikan Allah, jadikanlah mereka memperoleh pengertian agama, yang muda menghormati yang tua, menganugerahi mereka kelembutan dalam kehidupan mereka dan hemat dalam perbelanjaan mereka dan menampakkan kepada mereka keadilan mereka agar mereka cepat bertobat”
(H.R. Daruqthnt)
Sabda Rasulullah SAW
Artinya “ Suruhlah anak-anakmu sholat, bila telah berusia 7 tahun, bila telah berusia 10 tahun pukullah ia bila meninggalkan sholat. (H.R. Tarmidzi)
-
Kesehatan prima
Anak hendaknya dipelihara kesehatannya secara fisik dan akalnya, bahkan sejak dalam kandungan hingga dewasa agar kelak tumbuh secara sempurna baik rohani dan jasmani. Berilah mereka makanan yang halal dan sehat (mengandung Gizi) :
-
Makanan bergizi bagi ibu mengandung
-
Air susu ibu bagi bayi usia 0 – 24 bulan
-
Makanan bergizi pendamping ASI bagi bayi usia 6-24 bulan
-
Makanan sehat bergizi bagi Baduta, Balita, Remaja, Dewasa
Firman Allah SWT : ( Q.S. Al-Baqarh : 168)
Artinya “ Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”
Firman Allah SWT : ( Q.S. Al-Maidah : 3)
Artinya “Diharamkan bagimu (makanan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah , yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya”
Pilihlah makanan halal dan sehat yang diperlukan semua orang, terutama bagi anak-anak terlebih sejak masih dalam kandungan sampai menjelang usia dewasa, karena pertumbuhan dan perkembangan jasmani, kecerdasan, rohani dan social dikemudian hari sangat ditentukan dalam masa-masa tersebut
Firman Allah SWT : (Q.S. Al-Baqarah : 172)
Artinya “ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu”
Seluruh pembiayaan tersebut diatas, baik mengenai biaya perawatan, Pendidikan, pakaian dan nafkah lainnya pada dasarnya adalah terletak pada tanggung jawab ayah.
-
Menciptakan lingkungan yang kondusif kearah terciptanya anak yang sholeh/ sholehah. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia melaksanakan aktifitas-aktifitasnya secara mikro lingkungan dapat dibagi 3 bagian yaitu :
-
Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan sebuah institusi kecil dimana anak mengawali masa-masa pertumbuhannya. Keluarga juga merupakan madrasah bagi sang anak. Pendidikan yang didapatkan di dalam keluarga merupakan pondasi baginya dalam pembangunan watak, kepribadian dan karakternya.
Ciptakan kedamaian, ketenangan, kenyamanan dalam rumah tangga dengan cara memberikan ketauladanan (contoh yang baik) dengan warna keislaman untuk anak-anak dan istri dimulai dari hal kecil : membiasakan membaca basmalah setiap akan melakukan aktifitas, membiasakan mengajak anak-anak membaca Al Qu’an, sholat berjamaah dsb.
-
Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan di mana anak-anak berkumpul Bersama teman-temannya yang sebaya dengannya. Belajar, bermain, bersenda-gurau adalah kegiatan rutin mereka disekolah. Sekolah juga merupakan sarana yang cukup efektif dalam membentuk watak dan karakter anak. Di sekolah anak-anak akan saling mempengaruhi sesuai dengan watak dan karakter yang diperolehnya dalam keluarga mereka masing-masing. Anak yang terdidik secara baik di rumah tentu akan memberi pengaruh yang positif terhadap teman-temannya begitu sebaliknya.
Oleh sebab itu orang tua seharusnya mampu melihat secara cermat dan jeli sekolah yang pantas bagi anak-anaknya.
-
Lingkungan masyarakat
Pengaruh yang ditimbulkannya dalam merubah watak dan karakter anak juga dari lingkungan masyarakat dimana orang tua anak itu tinggal. Lingkungan yang mayoritas anggotanya hidup dalam kemaksiatan akan sangat mempengaruhi perubahan watak anak kearah yang negative
Anak yang telah di didik secara baik oleh orang tuanya untuk selalu taat dan patuh pada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, dapat saja tercemari oleh limbah kemaksiatan yang merajalela disekitarnya. Oleh karena itu untuk dapat mempertahankan kwalitas yang telah terdidik secara baik dalam institusi keluarga dan sekolah, maka kita perlu Bersama-sama menciptakan lingkungan masyarakat yang baik yang kondusif bagi anak
-
Do’a dan berserah diri kepada Allah
Selain upaya-upaya dan ikhtiyar sebagaimana tersebut diatas maka dalam rangka mencetak investasi dunia akhirat yang kita dambakan yaitu dengan cara berdoa memohon kepada Allah SWT, setiap usai menunaikan ibadah sholat fardlu, setiap usai sholat malam (tahajud), dengan hati yang khusu’, tawadhu’ dan ikhlas agar Allah berkenan menjadikan anak cucu keturunannya menjadi anak keturunan yang sholeh dan sholehah. Hal ini telah diajarkan dan sesuai amalan para Nabi dan Rasul yang selalu memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan yang baik dan sholeh/sholehah.
Firman Allah SWT : (Q.S. Ali-Imron : 38)
Artinya “ Di sanalah Zakariya berdo’a (memohon) kepada Tuhannya seraya berkata : Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a”
Nabi Ibroohim AS berdo’a
Firman Allah SWT : (Q.S. Ash-Shoffat : 100)
Artinya “Yaa Allah anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang sholeh “ dan
Firman Allah SWT : (Q.S. Ibroohiim : 40)
Artinya “ Yaa Allah jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat”
Firman Allah SWT : (Q.S. Al-Furqoon : 74)
Artinya “ Yaa Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sesuatu yang membahagiakan kami ( sesuatu yang membuat kami gembira, penyejuk mata dan penentram hati kami) dengan memberi taufiq kepada mereka untuk taat dan berlaku shalih, jadikanlah kami (teladan dalam kebaikan) pemimpin orang-orang yang taqwa”
Dan ikhtiyar kita yang terakhir adalah kita berserah diri, kita pasrahkan semua urusan kita itu kepada Allah SWT, karena Allah SWT jualah Dzat Yang Maha Mengatur segalanya.
Sesuai dengan VISI, MISI Masjid Al-Huda diharapkan bisa membantu para orang tua untuk mencetak anak sholeh dan sholehah yang pada gilirannya investasi dunia dan akhirat terwujud